Rabu, 15 Maret 2017

Makalah Psikologi Islam~Persepsi Indrawi
saripedia.com

Makalah Psikologi Islam~Persepsi Indrawi. Aktivitas manusia tidak dapat lepas dari lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial.  Sejak individu dilahirkan, sejak itu pula ia secara langsung berhubungan dengan sekitarnya dan sejak itu pula ia mulai menerima stimulus (rangsang)  dari luar dirinya. Namun tidak berarti bahwa stimulus hanya datang dari luar individu tersebut, akan tetapi stimulus juga dapat berasal dari individu itu sendiri.
Stimulus (rangsang-rangsang) akan diterima oleh indra, kemudian dikelompokkan, digolong-golongan, diartikan dan dikaitan dengan beberapa rangsang yang lain. Rangsang-rangsang yang telah diterima dan dikelompokkan kemudian diinterpretasikan sedemikian rupa menjadi sebuah arti yang subjektif individual. Proses yang demikian disebut dengan persepsi.

Istilah persepsi biasanya digunakan untuk mengungkapkan tentang pengalaman terhadap suatu benda ataupun suatu kejadian yang dialami. Persepsi didefinisikan sebagai proses yang menggabungkan dan mengorganisir data-data indra kita (pengindraan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita, termsuk sadar akan diri kita sendiri. Untuk memahami apa itu persepsi dan bagaimana proses terjadinya, pada makalah ini akan dibahas “Persepsi Indrawi (dalam Perspektif Islam)”.

Makalah selengkapnya klik di sini

Makalah Psikologi Islam dan Psikologi Barat
ronakhatulistiwa.wordpress.com

Makalah Psikologi Islam dan Psikologi Barat. Sejumlah peristiwa penting dalam kehiduan psikologi manusia banyak di abaikan bahkan dilupakan. Dimensi moralitas dan spiritualitas yang seharusnya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan psikologi manusia seakan akan menjadi wacana yang asing dalam perkembangan psikologi. 
Fenomena ini membutuhkan alternatif baru guna mengembalikan eksistensi psikologi yang sebenarnya. Salah satu solusi yang dianggap signifikan adalah dengan menghadirkan psikologi yang bernuansa agama. Kehadiran psikologi Islam di satu sisi merupakan reaksi positif bagi serangkaian upaya pengembangan psikologi. Dalam rentan sejarah perkembangan psikologi terdapat beberapa aliran yang memiliki spesifikasi orientasi sendiri-sendiri. Di saat pengetahuan puncaknya di zaman yunani kuno (bangsa barat) pengembangan psikologi lahir di orientasikan ada aspek ontologis seperti mempelajari hakikat jiwa dan eksistensinya bagi kehidupan manusia.

Sebagian psikolog menganggap psikologi Islam dan psikologi barat sebagai bagian lain yang dianggapnya sudah menemukan persyaratan ilmiah meskipun cara pandang yang digunakan menurut cara pandang Islam dan Barat sebenarnya tidak perlu dipertentangkan sebab keduanya milik Allah SWT. Dan pada makalah kami kali ini, kami akan lebih membahas tentang makalah psikolosi islam dan psikologi barat.

Makalah selengkapnya klik di sini

Jumat, 10 Maret 2017

Makalah Psikologi Islam Struktur Kesadaran Beriman
Istimewa

Terkadang  manusia tidak pernah menyadari akan perilaku kita selama ini, sehingga kita dituntut untuk lebih mengetahui struktur diri kita sendiri apalagi bagi seorang calon psikologi. Namun tidak jarang kita hanya melihat aspek dari segi jasmani saja atau dari luar. 
Kita tidak pernah menyadari suatu hal yang penting yang sangat berperan dalam tingkah laku kita selama ini yaitu jiwa. Pengetahuan akan fungsi jiwa sangat minim di masyarakat apalagi mengenai struktur kesadaran keimanan kita kepada Allah SWT. Keyakinan, sikap perilaku manusia adalah hasil dari perjalanan proses yang panjang yang diawali dari tumbuhnya sebuah pengertian akan dunia yang ada diluar dirinya atau dalam istilah psikologi adalah kesadaran .

Mengambil fenomena yang terjadi dan sangat dekat dengan kita. Tentang kasus-kasus yang meliputi akan segala hal, diantaranya kasus rumah tangga, penganiayaan, dan perampokan . Dalam bidang sosial banyaknya kehamilan diluar nikah dan sebagainya.banyak yang menyebut bahwa orang yang melakukan hal tersebut diatas adalah yang lemah iman, juga ada yang menyebut bahwa orang tersebut orang yang tidak sadar, ada juga yang menyebut mereka sebagai orang yang tidak menjalankan nilai-nilai agama dengan baik atau yang seharusnya. 
Sebagai wujud dari bentuk suatu keberagamaan, yang sangat berkaitan erat dengan kesadaran iman.dan titik tekan suatu agama yang utama adalah aqidah sebagai pembangunan suatu kepercayaan atau keimanan dengan menjalankan segala yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala larangannya. Berperilaku dan mencontoh sikap Rosulullah dalam kehidupan sehari-hari.

Selengkapnya klik di sini

Minggu, 05 Maret 2017

Makalah PSIKOLOGI ISLAM (Definisi, Ruang Lingkup, dan Tugas Psikologi Islam)
Istimewa

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang dibekali dengan berbagai potensi fitrah yang tidak dimiliki makhluk lainnya. Potensi istimewa ini dimaksudkan agar manusia dapat mengemban dua tugas utama, yaitu sebagai khalifatullah di muka bumi dan juga abdi Allah untuk beribadah kepada-Nya. Masalah jiwa manusia memang butuh keunikan, sehingga mengundang banyak ahli untuk menyeledikinya. Ilmu tentang kejiwaan disebut dengan ilmu psikologi, psikologi umum selama ini adalah identik dengan psikologi Barat dimana pemikirannya tidak berlandaskan dengan ajaran Islam. 

Umat islam saat ini justru lebih banyak menggunakan sistem peradaban dan ilmu pengetahuan barat sebagai dasar pemikiran dan tingkah lakunya, padahal yang seharusnya adalah mereka lebih bersandar kepada kebenaran Islam. Di sisi lain juga ilmu pengetahuan barat modern dan teknologi mengalami berbagai krisis. Salah satu kritik tajam terhadap ilmu pengetahuan barat modern adalah kecenderungannya untuk memahami realitas secara empirik, sehingga memahami realitas hanya sebatas kemampuan inderawi saja. 

Padahal realitas tidak hanya sesuatu yang empirik melainkan ada juga realitas non empirik yang disebut oleh kaum sufi islam sebagai alam malakut (realitas psikis), dan jabarut (realitas ruh). Maka muncullah psikologi Islam yang selain dapat menjadi pemecah persoalan psiko-spiritual yang yang dihadapi manusia modern juga tentunya juga dapat menjawab dan memberikan kontribusi islam terhadap pengembangan dan penyempurnaan ilmu pengetahuan dan peradaban manusia. Oleh karena itu, Penulis akan menyusun makalah yang berisi tentang psikologi Islam mengenai seberapa penting mahasiswa untuk mengikuti kuliah psikologi Islam, ruang lingkup dan tugas psikologi Islam.


Selengkapnya klik di sini


Makalah Sejarah Peradaban Islam~Dinasti Fatimiah
Dinasti Fatimiah

Dinasti Fatimiah adalah salah satu dari Dinasti Syi’ah dalam sejarah Islam. Dinasti ini didirikan di Tunisia pada tahun 909 M, sebagai tandingan bagi penguasa dunia muslim saat itu yang berpusat di Baghdad, yaitu Dinasti Abbasiyah. Dinasti Fatimiah didirikan oleh Sa’id bin Husain. Berakhirnya kekuasaan Dinasti Abbasiyah di awal abad kesembilan ditandai dengan munculnya disintegrasi wilayah. Di berbagai daerah yang selama ini dikuasai, menyatakan melepaskan diri dari kekuasaan pemerintah di Baghdad dan membentuk daulah-daulah kecil yang berdiri sendiri (otonom). Di bagian timur Baghdad, muncul dinasti Tahiriyah, Saariyah, Samaniyah, Gasaniyah, Buwaihiyah, dan Bani Saljuk. Sementara ini di bagian barat, muncul dinasti Idrisiyah, Aglabiyah, Tuluniyah, Fatimiyah, Ikhsidiyah, dan Hamdaniyah.

Dinasti ini mengalami masa kejayaan pada pemerintahan Al-Aziz. Kebudayaan Islam berkembang pesat pada masa Dinasti Fatimiah, yang ditandai dengan berdirinya Masjid Al-Azhar. Masjid ini berfungsi sebagai pusat pengkajian islam dan ilmu pengetahuan. Dinasti ini berakhir setelah Al-Adid sebagai Khalifah terakhir, jatuh sakit. Dinasti Fatimiah merupakan salah satu dinasti Islam yang pernah ada dan juga memiliki andil dalam memperkaya khazanah sejarah peradaban Islam.

Selengkapnya klik di sini 

PROFESIONAL DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING~ Makalah Bimbingan Konseling


 
http://meandpsy.blogspot.com

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Bahwasanya profesi bukan hanya diartikan sebagai pekerjaan saja tetapi juga dipahami bahwa dalam profesi harus memiliki keahlian dan memiliki kode etik yang diatur oleh organisasi profesi. Dan apabila melanggar kode etik tersebut maka akan mendapatkan sanksi. Profesi Bimbingan dan Konseling adalah profesi yang menuntut keahlian dari para   konselor dalam menangani siswa
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan kami uraikan beberapa penjelasan. Mulai dari pengertian Bimbingan dan Konseling sebagai profesi, kegiatan profesional konselor dalam Bimbingan dan Konseling, serta kode etik profesi Bimbingan dan Konseling.

B.       Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian Bimbingan dan Konseling sebagai profesi?
2.      Bagaimana kegiatan profesional konselor dalam Bimbingan dan Konseling?
3.      Bagaimana kode etik profesi Bimbingan dan Konseling?











BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Bimbingan dan Konseling Sebagai Profesi
Istilah profesi memang selalu menyangkut pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan dapat disebut profesi. Untuk mencegah kesimpangsiuran tentang arti profesi dan hal-hal yang bersangkut paut dengan itu, berikut ini dikemukakan beberapa istilah dan ciri-ciri profesi.
Beberapa Istilah Tentang Profesi
Berkaitan dengan “profesi” ada beberapa istilah yang hendaknya tidak dicampuradukkan yaitu: profesi, profesional, profesionalisme, profesionalitas, dan profesionalisasi.
“Profesi” adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para petugasnya. Artinya, pekerjaan yang disebut profesi itu tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan tidak tersiapkan secara khusus terlebih dahulu untuk melakukan pekerjaan itu.
“Profesional” menunjuk kepada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu profesi; misalnya sebutan dia seorang “profesional”. Kedua, penampilan seorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. Dalam pengertian kedua ini, istilah profesional sering dipertentangkan dengan istilah non-profesional atau amatiran.
“Profesionalisme” menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkankemampuan profesionalnya dan terus-menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.
“Profesionalitas” mengacu pada sikap para anggota suatu profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka melakukan pekerjaannya.
“Profesionalisasi” menunjuk pada proses peningkatan kualifikasi maupun kemampuan para anggota suatu profesi dalam mencapai kriteria yang standar dalam penampilannya sebagai anggota suatu profesi.
Profesionalisasi pada dasarnya merupakan serangkaian proses pengembangan keprofesionalan, baik dilakukan melalui pendidikan/latihan pra-jabatan (pre-servie training) maupun pendidikan/latihan dalam jabatan (in-service training). Oleh sebab itu, profesionalisasi merupakan proses yang berlangsung sepanjang hayat dan tanpa henti.[1]
Ciri-ciri Profesi
Suatu jabatan atau pekerjaan disebut profesi apabila ia memiliki syarat-syarat atau ciri-ciri tertentu. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1.         Suatu profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang memiliki fungsi dan kebermaknaan sosial yang sangat menentukan
2.         Untuk mewujudkan fungsi tersebut pada butir di atas para anggotanya harus menampilkan pelayananyang khusus yang didasarkan atas tehnik-tehnik intelektual dan keterampilan-keterampilan tertentu yang unik
3.         Penampilan pelayanan tersebut bukan hanya dilakukan secara rutin saja, melainkan bersifat pemevahan masalah atau penanganan situasi kritis yang menuntut pemecahan dengan menggunakan teori dan metode ilmiah
4.         Para anggotanya memiliki kerangka ilmu yang sama, yaitu yang didasarkan atas ilmu yang jelas
5.         Untuk dapat menguasai ilmu itu diperlukan pendidikan dan latihan dalam jangka waktu yang cukup lama
6.         Para anggotanya secara tegas dituntut memiliki kompetensi minimum melalui prosedur seleksi, pendidikan dan latihan, serta lisensi ataupun sertifikasi
7.         Dalam menyelenggarakan pelayanan kepada pihak yang dilayani,para anggota memiliki kebebasan dan tanggung jawab pribadi dalam memberikan pendapat dan pertimbangan
8.         Para anggotanya, baik perorangan maupun kelompok, lebih mementingkan pelayanan yang bersifat sosial dari pada pelayanan yang bersifat ekonomi
9.         Standar tingkah laku bagi anggotanya dirumuskan secara tersurat melalui kode etik yang benar-benar diterapkan, setiap pelanggaran atas kode etik dapat dikenakan sanksi tertentu
10.     Selama berada dalam pekerjaan itu, para anggotanya terus-menerus berusaha menyegarkan dan meningkatnkan kompetensinya dengan jalan mengikuti secara cermat literatur dalam bidang pekerjaan itu, menyelenggarakan dan memahami hasil-hasil riset, serta berperan secara aktif dalam pertemuan-pertemuan sesama anggota.
Secara ideal seluruh persyaratan di atas perlu dipenuhi oleh suatu profesi. Namun, banyak di antara profesi yang ada memenuhi persyaratan tersebut secara bertahap.[2]
Setelah mengetahui arti dan ciri-ciri dari profesi, maka perlu kita ketahui terlebih dahulu sejarah singkat Bimbingan dan Konseling sebagai profesi.
Sejarah Bimbingan dan Konseling Sebagai Profesi
Pada awalnya, konselor belum mempunyai ruang gerak dalam peraturan perundang-undangan. Namun karena keinginan kuat untuk memperkokoh konselor sebagai profesi, akhirnya pada tanggal 17 Desember 1975 di Malang didirikanlah Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI). Kelompok tersebut menghimpun para konselor lulusan Program Sarjana Muda dan Sarjana yang bertugas di sekolah dan para pendidik konselor yang bertugas di LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan).

B.       Kegiatan Profesional Konselor dalam Bimbingan dan Konseling
1.      Nilai, Sikap, Ketrampilan dan Pengetahuan
a.       Untuk memahami orang lain dengan sebaik-baiknya, konselor harus terus-menerus berusaha menguasai dirinya. Ia harus mengerti kekurangan-kekurangan dan prasangka-prasangka pada dirinya sendiri yang dapat mempengaruhi hubungannya dengan orang lain dan mengakibatkan rendahnya mutu layanan profesional serta merugikan klien.
b.      Ketika bertugas, konselor harus memperlihatkan sikap sederhana, rendah hati, sabar, menpati janji, dapat dipercaya, jujur dan tertib
c.       Konselor harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap saran ataupun   peringatan   yang   diberikan   kepadanya,   khususnya   dari rekan-rekan   seprofesi   dalam   hubungannya   dengan   pelaksanaan ketentuan-ketentuan   tingkah   laku  profesional   sebagaimana  diatur dalam kode etik ini.
2.      Pengakuan atas kewenangan sebagai konselor.
Untuk   bekerja   sebagai   konselor,   diperlukan   pengakuan,   keahlian, kewengangan oleh organisasi profesi atas dasar wewenang yang dieberikan kepadanya oleh pemerintah.
3.      Testing
a.       Suatu jenis tes hanya diberikan oleh konselor yang berwenang menggunakan dan menafsirkan hasilnya.
b.      Testing dilakukan bila diperlukan data yang lebih luas tentang sifat, atau ciri kepribadian subyek untuk kepentingan pelayanan.
c.       Data hasil testing wajib diintegrasikan dengan informasi lain baik dari klien maupun sumber lain.
d.      Konselor wajib memberikan orientasi yg tepat pada konselidan orang tua mengenai alasan digunakannya tes, arti dan kegunaannya.
e.       Hasil testing hanya dapat diberitahukan pada pihak lain yang ada hubungannya dengan usaha bantuan kepada klien dan tidak merugikan klien tersebut.
f.       Penggunaan satu jenis tes wajib mengikuti pedoman atau petunjuk yg berlaku bagi tes tersebut.
4.      Riset
a.       Dalam mempergunakan riset terhadap manusia, wajib dihindari hal-hal yang merugikan subyek.
b.      Dalam melaporkan hasil riset, identitas klien sebagai subyek wajib dijaga kerahasiaannya.
5.      Layanan individual: hubungan dengan klien
a.       Konselor wajib menghormati harkat, martabat, integritas dan keyakinan klien.
b.      Konselor wajib menempatkan kepentingan kliennnya di atas kepentingan pribadinya.
c.       Konselor tidak diperkenankan melakukan diskriminasi atas dasar suku, bangsa, warna kulit, agama, atau status sosial tertentu.
d.      Konselor  tidak diperkenankan memaksa seseorang untuk memberi bantuan pada seseorang tanpa izin dari orang yang bersangkutan.
e.       Konselor wajib memberi pelayanan kepada siapapun terlebih dalam keadaan darurat atau banyak orang menghendakinya.
f.       Konselor wajib memberikan pelayanan hingga tuntas sepanjang dikehendaki klien.



[1] Priyatno, Dasar-Dasar Bimbingan & Konseling, Jakarta: Rineka Cipta, 1999, hlm. 338.
[2] Ibid, hlm. 339-340.

Silahkan download versi Ms.Word disini 

Kamis, 09 Februari 2017

Haflah Ilmiah Jilid 3 LPM Paradigma

Bazar Buku Murah
Hari/Tanggal  : 27 Februari - 2 Maret 2017
Waktu             : 07:30 – 16:

Bedah Majalah
Hari/tanggal   : Senin, 27 Februari 2017
Waktu            : 14:00 - 16:00 WIB
Tempat           : Gedung Olahraga(GOR) STAIN Kudus
Pemateri         :
1. Yaumis Salam (Pemimpin Redaksi 2016)
2. Asa Jatmiko (Tokoh Teater Kudus)
3. Mas Zaini (Pendiri Teater Keset)

Seminar Nasional "Kudus Berbagai Aspek"
Hari/tanggal   : Selasa, 28 Februari 2017
Waktu            : 09.00-11.00 WIB
Tempat           : Gedung Rektorat Lt.3 STAIN Kudus
Narasumber   :   
1.                                  Agus Hendratno (Pakar Geologi Universitas Gadjah Mada)
2.                                  Moh. Rosyid (Peneliti)
3.                                  Nur Sa’id (Budayawan)

Bedah Buku "Mitologi Ritual Budaya Kaki Muria"
Hari/tanggal  : Kamis, 2 Maret 2017
Waktu            : 09.00-11.00 WIB
Tempat           : Gedung Olahraga STAIN Kudus
Pemateri         :
1.         Anis Sholeh Ba’asyin (Budayawan Pati)
2.         Mustofa (Bupati Kudus)
3.         Edy Supratno (Sejarawan)